SOUND HOREG TAK KENAL JAM MALAM, WARGA TUNTUT BATASAN PENGGUNAAN

 

Source : detik.com

Halo Sobat Jobs!

Suara dentuman keras dari sound horeg kembali menjadi sorotan warga. Di sejumlah wilayah, khususnya permukiman padat penduduk, hiburan ini kerap dinyalakan hingga larut malam, memicu keluhan karena dianggap mengganggu ketenangan dan waktu istirahat masyarakat.

Fenomena sound horeg, atau sistem audio bertenaga tinggi yang sering digunakan dalam hajatan hingga acara komunitas lokal, kini menjadi sorotan di berbagai daerah. Meskipun awalnya digunakan sebagai hiburan rakyat, tren ini mulai menuai kontroversi karena penggunaannya yang kian tidak mengenal waktu. Suara dentuman musik berfrekuensi rendah yang menggelegar hingga larut malam membuat sebagian warga merasa terganggu, terutama mereka yang tinggal di kawasan padat penduduk.


Source : RRI.co.id

Beberapa warga mengaku terganggu karena sound horeg sering dinyalakan hingga melewati tengah malam tanpa mempertimbangkan kenyamanan lingkungan sekitar. Keluhan ini terutama datang dari orang tua dengan anak kecil, lansia, serta pekerja yang butuh istirahat cukup di malam hari. “Sudah hampir tiap malam ada dentuman musik yang sangat keras, kadang sampai jam 2 pagi. Kami jadi sulit tidur dan anak-anak pun terbangun,” ujar Ratna, warga Bekasi yang tinggal di dekat lokasi seringnya digelarnya acara dengan sound horeg.

Tidak sedikit pula warganet yang mengeluhkan fenomena ini di media sosial, menyebut sound horeg sebagai gangguan yang dibungkus hiburan. Di sisi lain, para pelaku usaha sound system mengklaim bahwa mereka hanya memenuhi permintaan penyelenggara acara. “Kami hanya menyewakan dan mengikuti permintaan volume dari penyelenggara. Kalau dibatasi, nanti kami dianggap tidak maksimal,” ujar Doni, penyedia sound horeg dari Tangerang.

Source : Medcom.id

Pihak kepolisian dan pemerintah daerah pun mulai menerima banyak laporan terkait kebisingan yang ditimbulkan oleh sound horeg. Beberapa daerah seperti Surabaya, Bekasi, dan Yogyakarta bahkan mulai merancang aturan pembatasan waktu penggunaan sound system skala besar di area pemukiman. Sosialisasi juga mulai dilakukan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kenyamanan bersama, terutama di malam hari.

Namun demikian, fenomena ini tidak sepenuhnya negatif. Bagi sebagian orang, sound horeg justru menjadi sarana ekspresi musik dan ajang sosial komunitas. Acara-acara seperti dangdutan lokal, lomba karaoke, dan parade kampung menjadi lebih meriah dengan hadirnya sound system yang besar. “Sound horeg bikin suasana hidup, apalagi buat anak-anak muda yang ingin seru-seruan,” kata Rafi, remaja yang kerap menghadiri acara musik jalanan.


Source : Antara News

Meski begitu, tanpa pengaturan yang jelas, hiburan ini berpotensi menimbulkan konflik horizontal antarwarga. Di beberapa tempat, terjadi adu argumen hingga nyaris bentrok akibat ketidakpuasan terhadap penyelenggara acara yang dianggap mengabaikan etika sosial. Hal ini menunjukkan perlunya regulasi yang adil, yang tetap memberi ruang bagi hiburan rakyat tanpa mengabaikan hak warga untuk beristirahat dengan tenang.
Sebagai solusi jangka panjang, warga berharap adanya ketegasan dari pihak berwenang untuk mengatur jam operasional penggunaan sound horeg, termasuk level maksimal desibel yang diizinkan. Pemerintah daerah diharapkan bisa hadir di tengah masyarakat dengan kebijakan yang tidak hanya bersifat reaktif, namun juga preventif. Dengan begitu, hiburan dan ketenangan bisa berjalan beriringan tanpa harus saling mengganggu.

Meski menjadi bagian dari hiburan rakyat, penggunaan sound horeg dinilai perlu diatur agar tidak merugikan lingkungan sekitar. Warga berharap adanya peran aktif dari pemerintah setempat untuk membuat regulasi jelas demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama.

Penulis : Feby Mutiah | Editor : Feby Mutiah